Neraca Perdagangan Masih Defisit
Neraca Perdagangan Indonesia dinilai masih defisit. Daya saing industri kita juga belum meningkat di dunia internasional. Untuk itu, perlu optimalisasi keanggotaan Indonesia di World Trade Organization (WTO), agar selalu bisa menguntungkan bagi sektor perdagangan dan industri kita.
Demikian dikemukakan Ida Ria Simamora (F-PD) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan Dirjen Perdagangan Luar Negeri dan Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Senin (25/3).
Walau perdagangan kita masih defisit, namun Ria tetap memuji langkah pemerintah lewat Kemendag yang terus berupaya meningkatkan volume perdagangan dan daya saing industri Indonesia di dunia internasional. Soal keanggotan di WTO, selama ini Indonesia hanya diuntungkan dalam sengketa perdagangan. Tinggal efesiensinya saja yang belum dioptimalkan sebagai anggota WTO.
Indonesia harus memanfaatkan keanggotannya di WTO untuk meminta penurunan tarif ekspor, misalnya, di negara-negara yang punya ikata kerja sama dagang dengan Indonesia. Kita belum dapat keuntungan yang signifikan dari WTO, kata Ida Ria. Apalagi Indonesia akan menjadi tuan rumah APEC. Tentu Kemendag harus membawa agenda khusus ke sidang APEC nanti. Dengan memanfaatkan forum APEC, tentu neraca perdagangan dan daya saing industri kita bisa ditingkatkan.
“Apa yang bisa dibawa Indonesia (di forum APEC) sebagai tuan rumah untuk menopang ekonomi pembangunan Indonesia,” katanya dalam rapat tersebut. Benefit dan dampak bagi masyarakat belum terlihat signifikan dari pertumbuhan perdagangan akhir-akhir ini.
Untuk itu, diharapkan kedua Dirjen yang hadir tersebut betul-betul memperhatikan suara dari Komisi VI dalam pertemuan rapat yang dipimpin Ketua Komisi VI Airlangga Hartatrto (F-PG) dan didampingi Wakil Ketua Aria Bima (F-PDI Perjuangan). (mh) foto:od/parle/ry